Kesempatan liburan akhir tahun kali ini kami sekeluarga habiskan untuk berlibur di kampung halamanan di Bintuhan Kabupaten Kaur Bengkulu. Jalur mudik yang kami gunakan melalui rute Palembang – Baturaja - Muara Dua – danau Ranau – Liwa – Krui –Bintuhan. Jauhnya jarak tempuh sekitar 500 km ditambah mualnya perut akibat banyaknya tikungan antara Liwa dan Krui serasa hilang oleh indahnya pemandangan alam sepanjang jalan yang dilewati, ditambah bayangan wajah sanak famili dikampung, indahnya pantai-pantai dan lezatnya kuliner di Kaur.
Saat menjejakkan kaki di Bintuhan hari
sudah sore, selesai mandi tubuh sudah segar kembali, acara makan malam
kami sudah disiapkan .
Selama empat hari berada di Bintuhan,
kami disuguhi makanan dan lauk pauk khas masyarakat Kaur, yang semuanya
membangkitkan selera. Sebagaimana ciri khas makanan Pulau Sumatra
umumnya, hampir semua sajian makan ini tidak lepas dari santan kelapa
sebagai salah satu bahan bakunya.
Inilah sebagian makanan yang sempat kami nikmati selama berada di kampung halaman
Gulai ikan Mungkus
Dari sekian macam hidangan yang
disajikan, yang paling menarik adalah Gulai ikan Mungkus yaitu ikan air
tawar yang biasa hidup di sungai dangkal yang dasarnya berbatu dan
airnya jernih, ikan ini dimasak dengan santan kelapa,rasanya sungguh
lezat.
Bagar Hiu
Dari tampilannya, olahan masakan ini
layaknya rendang daging, yang membedakan, bagar hiu ini menggunakan ikan
hiu sebagai bahan baku pengganti daging selain kelapa yang disangrai
terlebih dahulu, kemudian digiling.
Bumbu-bumbu lainnya,
seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, daun jeruk, daun salam, dan
lengkuas, aneka bumbu-bumbu dasar lainnya, melengkapi cita rasa makanan
ini. Kelapanya tidak dibuat santan. Jadi, bagar hiu itu tidak
menggunakan santan meskipun ada kelapanya.
Memasak bagar hiu sebenarnya cukup
mudah.Namun, proses yang dilakukan cukup lama. Terutama dalam
membersihkan daging ikan hiu dari bau anyir yang begitu kuat. Ikan hiu
yang digunakan juga tidak sembarang hiu. Hiu yang digunakan adalah ikan
hiu jenis punai atau hiu tanduk. Biasanya yang dipilih adalah ikan hiu
yang masih remaja dan masih segar. Kalau sudah tidak segar baunya persis
seperti air kencing, dan nanti rasanya tidak enak. Jadi harus hiu
segar.
Membersihkan ikan hiu butuh waktu yang
cukup lama dan harus berulang-ulang agar bau khas hiu benar-benar
hilang. Pertama, ikan hiu terlebih dahulu dibersihkan dengan daun pisang
yang sudah diremas-remas untuk membuang bau anyir. Tidak cukup sekali,
tetapi harus dibersihkan berulang-ulang.
Bisa juga setelah dibersihkan dengan
daun pisang, kemudian diberi perasan jeruk nipis dan garam, tambahnya.
Setelah ikan hiu dibersihkan, proses memasak pun siap dilanjutkan.
Bumbu-bumbu dasar kemudian dihaluskan dan ditumis dalam wajan, hingga
tercium bau harum. Kemudian, potongan ikan hiu yang sudah bersih ini
bisa dimasukkan bersama dengan kelapa yang sudah terlebih dahulu
disangrai dan digiling.
Ketika sepotong daging bagar hiu
disajikan, sepintas yang terpikirkan adalah persis sama seperti rendang
daging. Soal rasa pun terasa tidak kalah beda. Terlebih rasa bumbu
rempah-rempah yang khas dan kuat seperti pada bumbu-bumbu rendang daging
sangat terasa, saat mencicipi bumbu yang membaluri potongan daging ikan
hiu tersebut.
Rasa yang berbeda barulah terjadi saat
lidah mulai melumat daging ikan hiu ini. Meski tidak selembut ikan
patin, daging ikan hiu cukup lembut di lidah. Tidak tercium aroma amis
dari ikan hiu. Sedikit asam jawa dan daun jeruk ditambahkan sehingga bau
amis hilang dari daging hiu ini. Dengan teknik pemasakan yang tepat,
bagar hiu ini bisa bertahan cukup lama. Namun tentunya harus terus
dihangatkan agar tidak berbau. Biasanya semakin lama justru semakin enak
dan terasa legit, baik bumbu maupun daging ikannya
Pendap
Makanan ini terbuat dari parutan
kelapa muda dicampur rempah-rempah dan ikan segar yang selanjutnya
dibungkus daun keladi. Untuk satu bungkus pendap, sedikitnya membutuhkan
lima lembar daun keladi yang kemudian dibungkus kembali dengan daun
pisang.
setelah dibungkus kembali daun pisang, pendap ini kemudian direbus menggunakan kayu bakar, selama sekitar delapan jam. Ini dimaksudkan agar masaknya merata dan menghilangkan rasa gatal yang ditimbulkan dari daun keladi.
setelah dibungkus kembali daun pisang, pendap ini kemudian direbus menggunakan kayu bakar, selama sekitar delapan jam. Ini dimaksudkan agar masaknya merata dan menghilangkan rasa gatal yang ditimbulkan dari daun keladi.
Rebung asam undak liling
Rebung asam adalah
tunas dari bambu (bambu muda) yang di iris tipis, lalu direndam dalam
air beberapa hari untuk mendapatkan rasa asamnya. Rebung asam ini di
gulai campur Liling. Liling adalah sejenis siput (keong sawah) yang biasanya hidup di air tawar.
Menikmati masakan ini cukup unik
disamping rasanya yang lezat, untuk mengambil /mengeluarkan daging
liling dilakukan dengan cara dihisap.
Sayur Terung, Unji, ‘etak dan Kuwau
Masakan ini merupakan gulai sayuran
bersantan yang terdiri dari berbagai macam sayuran yang dimasak secara
bersamaan, adapun bahan-bahannya:
- Unji yang merupakan bunga / jantung tumbuhan hutan
- ‘etak (kacang panjang)
- Te’ung (terong)
- Kuwau (kabau) buah tumbuhan hutan yang mempunyai bau yang khas seperti jengkol dan petai
Gulai Tempoyak
Salah satu masakan khas didaerah bengkulu adalah Tempoyak yang merupakan masakan berasal dari buah durian yang difermentasi. Berbeda
dengan daerah lain, Umumnya tempuyak Bengkulu di buat dari buah Durian
segar (bukan durian busuk), yang di-fragmentasi selama 1 atau 2 hari
(tergantung bakal pemakaian), dengan dibubuhi garam secukupnya, dan
ditutupi dengan sambal.
Tempoyak terbuat dari daging buah durian dan berbentuk menyerupai saus, sehingga tempoyak dapat juga disebut sebagai saus durian. Daging isi buah durian cukup ditaruh di dalam wadah tertutup dan di diamkan selama beberapa hari sesuai dengan selera dan keinginan kita. Tempoyak cenderung lebih awet dan dapat bertahan beberapa bulan lamanya. Tempoyak dapat dijadikan sambal dengan ikan dan disuguhkan bersama lalapan atau rebusan sayur dan dapat juga di campur dengan beraneka masakan berkuah. Tempoyak bisa juga dikombinasikan dengan aneka bahan masakan lainnya seperti ikan, tempe, petai dan lain-lain. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai lauk teman nasi. Tempoyak memang menjadi masakan yang pasti ada di Keluarga Bengkulu, karena tidak lengkap apabila kita tidak memasak tempoyak untuk makan siang atau malam ketika musim durian tiba. Sambal tempoyak bengkulu memiliki rasa yang unik dan merupakan salah satu masakan khas bengkulu yang dimasak dengan selera pedas atau agak pedas.
Biasanya sambal tempoyak dimasak
menggunakan tambahan ikan laut atau ikan sungai yang masih segar atau
bisa juga dicampur dengan udang. Tetapi jangan khawatir bila anda yang
tidak suka dengan ikan atau udang, cukup tempoyak dan dicampur cabe
serta garam dapur, masakan khas bengkulu ini sudah sangat nikmat.
Sajian tempoyak ini semakin lengkap dinikmati dengan lalap Je’ing (jengkol) muda. Sumber : http://adesanjaya.com/
Bebuak
Bebuak sebutan dalam bahasa Kaur yang artinya kue atau makanan ringan :
Kelicuk dan Tapai siwuk
Kedua makanan ini merupakan pasangan
yang tidak terpisahkan dan dinikmati secara bersamaan, Kelicuk terbuat
dari siwuk (beras ketan) didimasak dan dibungkus dengan daun pisang,
Tapai siwuk adalah beras ketan yang dibuat tapai dengan fermentasi
menggunakan ragi
Lemang, Tapai, Selimpuk
Jambu Bol
Buah-buahan yang sudah jarang ditemui
http://wargakaur.blogspot.co.id/2011/01/nikmatnya-ragan-masakan-khas-kaur.html
Keren yub, tpi kalo bisa masukkan semua makanan khas daerah di prov bengkulu, biar makin mantap dan banyak yg ngelirik blog nya. Thank's
BalasHapusKeren yub, tpi kalo bisa masukkan semua makanan khas daerah di prov bengkulu, biar makin mantap dan banyak yg ngelirik blog nya. Thank's
BalasHapusokke
HapusAye
BalasHapuscucok
BalasHapusMampir Ke Blog amb mbak https://fahmimuchlis.blogspot.co.id/
BalasHapuskeren
BalasHapusfollow blog mb thatamareta.blogspot.com ..
BalasHapus